Sunday, September 3, 2017

Seorang wanita dan karmanya (1)



#NOVEMBER 2014

Aku tak percaya, laki-laki yang mulai perlahan kulupakan itu
kini muncul kembali tepat di depanku.

02:30 PM
Hari itu terik,seterik hati yang baru sembuh dari luka, Aaah Tuhan aku galau.

Seperti biasa, masih disini ditempat yang kubenci, berkutat dengan angka-angka
dan mimik palsu di depan atasan, pagi ini aku sengaja membawa bekal dari rumah,
ibuku memasak banyak makanan lezat,aku tak mau rugi.

03.15 PM
Mataku kembali basah oleh ingatan masa lalu yang sangat kurasa tak adil,
Tidak!! ini adil,bahkan sangat adil (batinku)
tiba-tiba aku teringat kenangan setahun yang lalu,dimana aku jatuh cinta dengan pria yang kurasa biasa saja tapi punya seribu pesona untuk memikat hati wanita manapun yang akan dia dekati.

Biar kuceritakan sedikit tentangnya.

Dia adalah laki-laki pertama pemikat hatiku yang sudah sangat setia pada pasanganku saat itu.
Bad boy bermata sayu yang selalu bisa bersikap manis saat ku tunjukan cemburuku,
laki-laki yang tidak takut apapun kecuali Tuhannya,
yang paling aku suka darinya tinggi badan dan gigi gingsulnya saat dia tertawa ataupun berbicara,manis sekali. Begitulah dia, pria yang hampir membuatku tidak tidur sebelum pukul 2 tengah malam karna terlalu sibuk memikirkannya.

ya Tuhan..aku merindukannya.

INGATAN LALU#JULI 2013

Kalau cinta bisa membuatmu setia, bagaimana jika nasib membawamu mengenal yang lain lalu jatuh cinta lagi?


Minggu 07 Juli 2013

05.30 AM
Matahari baru terbit,aku bersepeda mengelilingi alun-alun kota,
manusia berpasangan lalu lalang di sekitarku dengan mimik bahagia yang sangat dibuat-buat,
apa bahagia harus di ekspresikan lewat tawa lepas palsu seperti itu, pemandangan yang cukup membuatku ingin segera pulang, entahlah aku sedang tidak mood pagi ini.

Saat perjalanan pulang ban sepedaku tiba-tiba saja kempes, semakin kacau rasanya membayangkan menyeret sepeda dalam keadaan seperti itu jarak rumahku juga tidak dekat aku menyesal karena pergi terlalu jauh,
Ya Tuhan aku butuh bantuan..


Di tengah perjalanan aku dikejutkan suara klakson mobil jeep tua, Wrangler rubicon.
jantungku berdetak kencang saat pintu mobil pemiliknya dibuka, aku terintimidasi oleh pikiranku sendiri bahwa mobil tipe jeep seperti itu biasanya adalah penculik atau aku menyebutnya kalila pemenggal kepala.

Perasaanku kacau balau saat pemilik mobilnya datang menghampiri,
aku ingin pergi dari sini berlari sekencang kencangnya namun gengsiku lebih kuat,
aku menyerah.

"Sepertinya beban sepedanya lebih berat dari pemiliknya.. Emang kuat seret sampai rumah?

Ketakutanku hilang, laki-laki itu sepertinya bukan orang jahat,
dari caranya berbicara kelihatannya ingin menawarkan bantuan tapi aku tak percaya,
jangan-jangan ini hanya modus si penculik kalila, pikirku.

"Beban sepedanya memang lebih berat, tapi tekadku untuk boyong sepeda ini sampai rumah
lebih besar, jadi jangan tawari bantuan" Tegasku.

"Bagaimana kalau tenagamu lebih kecil dari tekadmu yang sombong itu? dia menimpali.

Aku membalasnya dengan tatapan sinis lalu pergi meninggalkan jeep tua dan pemiliknya,
Si kalila yang berpura-pura baik,
aku menoleh dari kejauhan kupikir dia sudah pergi, ternyata masih berdiri melambaikan tangannya mengucapkan selamat tinggal dengan mimik yang seolah-olah mengejekku.
aah bukan hal yang penting, akupun berlalu.

10.25 AM
Harusnya aku tidak bersepeda sejauh ini seluruh tubuhku terasa lemas, aku belum sarapan.
handphoneku mati, oh God it's so bad day..!!
kupinggirkan sepedaku ke arah trotoar, duduk sebentar berharap ada manusia baik hati yang menawariku bantuan.

kusandarkan tubuh kecilku ke sebuah batang pohon mahoni, pandanganku sedikit kabur
aku akan pingsan disini sepertinya.

"Minum dulu, biar kuat bawa sepedanya.. nih, gratis kok.

Aku menoleh mencari arah suara, ya ampun.. ternyata si kalila itu lagi, dia mendekat dengan botol air mineral dingin di tangannya, aku merasa sangat haus, aku tak mementingkan gengsi saat ini aku butuh air, cepat-cepat ku ambil minuman itu ditangannya kuteguk sampai habis.

" Makasih, kenapa kamu bisa ada disini? tanyaku.
" Aku mau beli minuman, disitu.."
dia menunjuk ke seberang jalan lalu menatapku dalam-dalam.
haruskah aku ikut jadi korban wanita yang selalu kalah pada tatapan pria? (batinku).
dia mengalihkan pandangannya kemudian berjalan ke arah sepedaku mengangkutnya ke atas mobil miliknya tanpa persetujuan dariku. Lancang sekali.. (pikirku)

"Mau ikut mobil aku, atau sepedanya aku bawa kamu ditinggal..? pertanyaan bodoh apalagi ini,
mataku kunang-kunang aku tak tahan lagi memilih menepikan gengsi lalu ikut naik ke mobil bersama pria asing yang baru ku kenal.

Di perjalanan pulang dia berbicara tentang banyak hal, dari situ aku bisa tahu dia sangat ramah berbeda dengan yang aku pikirkan tentang mobil sialan dan juga sosok kalila yang aku takutkan sejak kecil.

 "lain kali kalau mau sepedaan jangan sendirian, bingung kan kalau ada apa-apa di jalan.. untung aku bosan apa-apain perempuan, apalagi badan kecil kayak kamu."

Ya Tuhan.. pria di sampingku benar-benar membuatku mengecil seperti bakteri yang baru tumbuh sehari aku hampir saja mengamuk tapi kutahan emosiku, rasanya ingin melompat saja lalu mati ditempat dengan tenang.
Tiba-tiba aku teringat pacarku, kami menjalin hubungan yang cukup lama sekitar 3 tahun dan selama itu dia tak pernah membicarakan tentang pernikahan itu membuatku bosan perlahan, bukan karena aku ingin buru-buru menikah wanita mana yang tak butuh kepastian, aku sedang malas bertemu dengannya.

"oh bagus deh, kupikir hari ini aku dapat teman baru,pecinta sesama jenis,barusan kau bilang bosan dengan perempuan bukan? aku membalasnya kupikir itu adil buatnya.

Kali ini Dia hanya terdiam membalasku dengan senyuman menyetir dengan perlahan hanya suara mesin mobil yang terdengar lalu suasanapun hening,
apa aku salah bicara barusan kupikir dia tersinggung. Tapi sudahlah jangan dipikirkan.

"Thanks udah nganterin aku, be carefull ya..

"Bahasa indonesia aja kali, aku anti bahasa asing, ucapnya.
Pria ini benar-benar membuatku malu.

"Becanda kok, oh iya ini nomor handphone aku kalau ada waktu tolong hubungi ya, ini permohonan orang yang udah nolongin kamu anggap aja aku cuma minta ini buat ongkos, gimana..?

aku tersenyum mengambil kertas kecil ditangannya, lagipula ini hanya untuk balas jasa bukan (batinku) dia pun berlalu.

Dia , laki-laki yang punya hal unik punya cara berbeda yang tidak semua orang bisa seperti dia, Begitulah awal perkenalanku dengannya, I gede sudra wizarta, saat mendengar namanya pertama kali, aku tahu dia lahir dan bukan di takdirkan untukku.




*bersambung..

Baca selanjutnya :  seorang wanita dan karmanya (2)



 

















Love kids

3 komentar

"Minum dulu, biar kuat bawa sepedanya.. nih, gratis kok

Padahal lg serius2 baca, tiba2 bikin ngakak

gak kebawa baper apa yang nulis hihihi

Hei,, terima kasih atas kunjungannya
jangan lupa berkomentar biar bisa jalan-jalan juga ke blog kamu..
:)
EmoticonEmoticon